Monday, June 13, 2011

DINNAR DAN DIRHAM

Sejarah Dinar-Dirham, Dinar emas Islam dan Dirham perak Islam, telah menjadi alat tukar resmi muslimin sampai jatuhnya Ke Khalifahan Turki tahun 1924 (baca buku kembalinya ke khalifahan oleh Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi) . Kedua mata uang logam tersebut digunakan umat muslim selama lebih 1400 tahun. Peradaban manusia sendiri telah menggunakan alat tukar emas selama lebih dari 4000 tahun. Umar bin Khattab, radiya’llahu’anhu menetapkan hubungan tegas antara keduanya sesuai berat mereka yakni: “(berat) 7 Dinar harus setara dengan (berat) 10 Dirham”. Wahyu Allah menyebut Emas dan Perak serta mengaitkannya dengan berbagai hukum , misalnya zakat, perkawinan, hudud. Sehingga sesuai wahyu Allah, Emas dan Perak mesti nyata dan memiliki ukuran dan penilaian tertentu (untuk zakat dan lainnya) yang mendasari segala ketentuannya, bukan atas sesuatu yang tak berdasarkan shari’ah (kertas dan logam lainnya). Ketahuilah bahwa terdapat persetujuan umum (ijma) sejak permulaan Islam dan masa Sahabat serta tabi’in, bahwa dirham yang sesuai shari’ah adalah yang sepuluh kepingnya seberat 7 mithqal (bobot dinar) emas. Berat 1 mihtqal emas adalah 72 butir gandum, sehingga dirham yang bobotnya 7/10-nya setara dengan 50-2/5 butir. Ijma telah menetapkan dengan tegas seluruh ukuran ini. (Ibnu Khaldun, Al-Muqadimmah). lihat; http://wakalanusantara.com/, http://islamhariini.org/, http://islamhariini.wordpress.com/.

APAKAH DINAR-DIRHAM?
Dinar Emas Islam adalah koin emas 22 karat , berat 4.25 gr (91.70%)

Dirham Perak Islam adalah koin perak murni dengan berat 2.975 gram.

Sejak masa sebelum Islam, dinar emas dan dirham perak adalah alat tukar yang digunakan berbagai bangsa seperti Persia, Romawi, Israel, Yunani, Mesir kuno, Nabataens dan Tubba (Yaman).

Kemudian pada masa Rasulullah salallahu ‘alayhi wasallam, uang emas dan perak yang tetap digunakan adalah yang dibuat bangsa Romawi dan Persia. Di masa sahabat, ditetapkan perbandingan standar bobot dirham perak dengan dinar emas yakni 10 : 7 (1 mithqal). Selanjutnya, di masa kekhalifahan Abdalmalik, 74 H, dicetak dinar dan dirham mengikuti standar yang ditetapkan ‘Umar ibn al-Khattab radiallahu anhu. Dinar dan dirham tetap menjadi amalan Muslim dan digunakan di berbagai kekhalifahan seperti Ummayah di Syria dan Spanyol; Abbasiyah; ‘Alawiyah di Tabaristan, Maghrib, Mesir, Syria dan Yaman; Dinasti Turki Saljuq; pemerintahan Daylam; Mongolia; Dinasti Kurdi di Mesir, Syria, dan Diy_r Bakr; pemerintahan Turki di Mesir, hingga jatuhnya kekhalifahan Usmaniya di Turki (1924) yang juga menandai terpecah-belahnya Dar al-Islam. (lebih lengkap silahkan lihat di www.islamhariini.org)

KENAPA DINAR-DIRHAM?
Ini adalah pertanyaan penting abad ini, kenapa kita perlu kembali ke alat-tukar emas dan perak. jawabannya adalah untuk meninggalkan sistem riba (uang kertas dan perbankan) karena mentaati Allah dan Rasulullah.

Emas adalah logam mulia dan nilainya tak tergantung pada bangsa maupun ekonomi manapun. Nilainya hakiki dan karenanya handal. Lagipula, emas mudah disimpan dan diangkut, serta segera dikenali sebagai harta kekayaan nyata hampir di seluruh pelosok dunia. Selalu dan akan selalu begitu.

Standar baru World Islamic Trading Organisation (WITO) atau Organisasi Perdagangan Islam Dunia berdasarkan kepada rata-rata bobot dan ukuran tradisional dinar-dirham selama masa permerintahan kaum Muslim.

KEGUNAAN DINAR-DIRHAM
Karena Dinar (emas) dan Dirham (perak) mempunyai berbagai fungsi dalam muamalat islam sebagaimana contoh di madinah al munawwara yang antara lain:

1. Untuk Perdagangan Atau Jual-Beli.
Sebagai alat tukar, koin dinar emas dan dirham perak dapat digunakan untuk membayar benda niaga dan jasa. Di masa Rasulullah salallaahu alayhi wasallam, seekor ayam dapat dibeli dengan harga 1 dirham, dan hingga hari ini harga ayam masih tetap sama dengan 1 Dirham, 1 ekor kambing dewasa dapat di beli dengan harga 1 dinar hingga hari ini. Artinya selama 1400 tahun inflasi praktis nol. Tak ada alat tukar manapun di seluruh dunia yang dapat melakukan hal yang serupa.

2. Untuk Pembayaran Zakat
Pelaksanaan zakat telah dijelaskan dengan sempurna dan diatur dalam fiqh 4 Imam Madhab ahlul sunnah wal jamaah. Selama berabad-abad saat fiqh dijalankan oleh Khalifah, Sultan ataupun Amir, zakat mal ditunaikan dalam emas dan perak, ini adalah aturan syariah kita.

Saat pertama kali di abad terakhir kolonial menyusupkan uang-kertas, ulama tradisional menolaknya karena berlawanan dengan fiqh. Di antara ulama tersebut muncul ulama terkemuka keturunan Maghribi, Shaykh Muhammad ‘Allish (1802 – 1881), Shaykh para shaykh Maliki di Universitas Al-Azhar di Mesir. Beliau menulis dalam fatwanya jika seseorang mau membayar zakat dengan kertas, maka hanya nilainya sebagai benda niaga (‘ayn), yaitu, nilainya sebagai kertas yang bisa diterima. Dengan demikian, nilai nominalnya tidak bisa digunakan untuk membayar zakat “Jika zakat adalah wajib dengan mempertimbangkan zatnya sebagai benda niaga, maka nisabnya bukan didasari pada nilainya tetapi pada zat dan jumlahnya, sebagaimana emas, perak, biji-bijian, ternak atau buah-buahan. Karena zatnya (kertas) tak berarti (dalam harga) untuk pembayaran zakat, maka kertas harus diperlakukan sebagai tembaga, besi, atau benda serupa lainnya”

3. Sebagai Alat Tukar
Emas dan perak adalah alat tukar universal di seluruh dunia selama berabad-abad. Emas di China sama dengan di Afrika. Sebagai alat tukar untuk pembayaran internasional, emas menghilangkan segala hambatan yang dibuat-buat yang timbul akibat perbedaan mata uang-kertas di setiap negara.

Sebagai alat tukar yang nyata dinar - dirham mempunyai beberapa keunggulan antara lain:
• Stabilitas finansial
• Alat tukar yang mempunyai nilai terbaik
• Meminimalkan spekulasi dan manipulasi
• Tidak mengenal perbedaan nilai tukar
• Penyebaran resiko moneter dan menghidupkan kembali perniagaan sektor riil
• Tidak mengenal batas wilayah dan waktu
• Melindungi masyarakat atau bangsa

4. Untuk Tabungan atau Simpanan
Jelaslah bahwa menabung dalam emas menjadi benteng dari manipulasi mata uang-kertas oleh pemerintah maupun spekulan keuangan. Meski sebagai bendanya bisa saja diperdebatkan bahwa emas juga menjadi sasaran fluktuasi berkala, namun kenyataannya jika dibandingkan dengan nilai nisbi benda niaga lain, nilai emas tetap sangat kokoh, sama sekali lebih kokoh dari mata uang-kertas manapun.

No comments:

Post a Comment

more and more....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ADA LAGI.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

sejarah PALESTIN & ISRAEL

Bumi dan tanah rahmat, bagi kedua-dua pihak Islam dan Yahudi, tanah yang didiami oleh Palestin dan Israel sekarang merupakan tanah yang istimewa, yang telah ditentukan oleh Allah sejak ribuan tahun lampau.

Bagi umat Islam, di tanah inilah terbinanya Masjidil Aqsa, iaitu masjid ketiga paling mulia di dunia ini, setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Bagi penganut Yahudi pula, tanah tersebut merupakan 'Tanah Yang Dijanjikan Tuhan' kepada mereka.

Di situlah nenek moyang mereka berasal (Bani Israel), dan di situlah kampung halaman mereka. Mereka percaya, di tanah itulah terletaknya Bukit Zion, dan situlah tertanamnya Temple of Solomon, iaitu kuil suci mereka.

Atas kedua-dua sebab inilah, tanah tersebut menjadi rebutan antara Muslim dan Yahudi sejak dari dahulu, hinggalah membawa kepada pertumpahan darah sekarang.

Bagaimana dengan Kristian pula? Kristian juga, menganggap tanah tersebut sebagai tanah suci. Di Temple of Nazareth, yang terletak di tanah tersebut, merupakan tempat kelahiran Nabi Isa.

Di tanah itulah Nabi Isa menyampaikan ajarannya, dan di tanah itu jugalah Nabi Isa disalib (mengikut kepercayaan kristian).

Sejarah Awal

Sebenarnya sejarah bani Israel wujud sedari zaman Nabi Ibrahim lagi. Namun, kita susuri sedari kependudukan Bani Israel itu di Mesir, sepertimana yang diutuskan Nabi Musa a.s kepada mereka.

Kita tahu melalui al-Quran, bahawa Firaun dan tenteranya mengejar Nabi Musa dan kaumnya sehingga ke Laut Merah, di mana ketika itu Nabi Musa menggunakan mukjizatnya membelah dan menyeberangi lautan tersebut.

Setelah itulah Nabi Musa dan kaumnya Bani Israel mendiami tanah Palestin tersebut.

Kita boleh baca sendiri dalam al-Quran, betapa kaum ini semakin lama semakin besar kepala, meminta yang pelbagai daripada Nabi Musa dan sebagainya.

Kita juga boleh lihat kisah Talut dan Jalut yang berlaku setelah kewafatan Nabi Musa, sebagaimana yang diceritakan dalam al-Quran melalui surah al-Baqarah.

Setelah Talut menawan kembali tanah Palestin daripada kekuasaan Jalut, tampuk pemerintahan Palestin disambung pula oleh Nabi Daud. Seterusnya disambung oleh Nabi Sulaiman, dengan bala tenteranya dan kegemilangan kerajaannya (termasuk haiwan, jin dan angin).

Palestin dimiliki oleh Bani Israel, sehinggalah lebih kurang 60 tahun sebelum kelahiran Nabi Isa.

Pada tempoh ini, kerajaan Rom menekan kependudukan Bani Israel di tanah Palestin tersebut, sehinggalah akhirnya tanah Palestin dijarah oleh tentera Rom dan kaum Bani Israel diusir keluar lalu tersebarlah kaum Bani Israel, atau dikenali sekarang sebagai Yahudi, ke serata dunia.

Sejak itu, tanah Palestin menjadi milik kerajaan Rom.

Sehinggalah setelah kelahiran Nabi Isa, seterusnya kewujudan agama Kristian.

Lebih kurang pada tahun 300 Masihi, kerajaan Rom di bawah pemerintahan Raja Constantine yang menjadikan Constantinople sebagai pusat pemerintahan, mengalami Kristianisasi.

Sejak dari tempoh tersebut, kerajaan Rom menguasai Palestin.

Kedatangan Islam

Palestin kekal di bawah milik kerajaan Rom sehinggalah kelahiran Nabi kita Muhammad s.a.w. Setelah Rasulullah berjaya menubuhkan empayar Islam, beliau wafat pada 632 Masihi.

Empayar Islam semakin berkembang dan Palestin berjaya ditawan dari kerajaan Rom pada tahun 638 Masihi. Maka sedari itulah Palestin menjadi milik Islam, sebagai tanah suci yang ketiga selepas Makkah dan Madinah.

Sepanjang tempoh tersebut, kerajaan Rom yang telah menjalani Kristianisasi mengalami pelbagai perubahan daripada sudut struktur pemerintahan.

Bangsa-bangsa asal Eropah seperti Vikings, Magyar dan sebagainya dikristiankan, dan pemerintahan dikuasai oleh golongan gereja.

Sejak dari 1000 Masihi, tentera Kristian telah melakukan pelbagai usaha menawan kembali Palestin. Pada tahun 1063, Pope Alexander II memberikan 'fatwa' mengerahkan penganut Kristian untuk berjuang mendapatkan kembali Palestin, dan barangsiapa yang berjuang diberikan status kemuliaan dan pengampunan tertinggi.

Itulah yang dikenali sebagai Perang Salib (Crusades).

Akhirnya pada tahun 1099, tentera Salib berjaya menawan Palestin, dan menguasai tanah suci tersebut selama hampir 200 tahun.

Menawan Semula

Setelah Palestin ditawan, kerajaan Islam yang sedia ada konflik dalaman pada ketika itu, semakin hilang semangat.

Keadaan berlanjutan sehinggalah lahirnya seorang pemimpin agung, yang dikenali sebagai Salahuddin Al Ayyubi.

Salahuddin Al Ayyubi, menyatukan masyarakat Arab yang ketika itu berpecah belah akibat perbezaan mazhab dan aliran, seterusnya membawa tentera Islam menyerang kembali Palestin.

Akhirnya, pada sekitar tahun 1187, ibu negara Palestin berjaya ditawan, dan pada tahun 1291 kubu terakhir tentera Salib di tanah suci tersebut berjaya dimusnahkan.

Sejak itulah tanah suci Palestin kekal di bawah pemerintahan Islam dengan aman damai.

Malahan, penduduk asal Palestin iaitu Yahudi/Bani Israel dibenarkan pulang ke kampung halaman mereka, walaupun masih ramai yang bermastautin di luar.

Kerajaan Islam berkembang meluas, hinggalah masuk ke era pemerintahan Turki Uthmaniyyah.

Zaman Turki Uthmaniyyah mengalami kejatuhan sejak dari abad ke-19 lagi.

Proses modenisasi semakin berlaku, dan kebergantungan terhadap kuasa barat semakin wujud. Krisis-krisis dan konflik dalaman melemahkan lagi kekuasaan empayar Turki Uthmaniyyah.

Khalifah pada masa tersebut hanyalah pada nama. Empayar Islam semakin lemah, di bawah kekuasaan barat seperti Britain dan Perancis.

Perang Dunia Pertama

Akhirnya, pada tahun 1914, tercetusnya Perang Dunia Pertama. Perang ini terdiri daripada dua kuasa besar; iaitu Pakatan Bertiga Britain-Perancis-Rusia menentang Pakatan Pusat iaitu Jerman dan Austria/Hungary.

Setelah perang berterusan, negara-negara lain seperti Amerika Syarikat dan Itali menyertai Pakatan Bertiga, manakala Kerajaan Turki Uthmaniyah pula menyertai Pakatan Pusat.

Berada di bawah Pakatan Pusat, kerajaan Turki Uthmaniyyah diserang hebat oleh Pakatan Bertiga Britain-Perancis-Russia. Kerajaan Islam Timur diserang dan ditawan oleh Britain.

Kerajaan Islam Barat yang menjangkau hingga ke Algeria dan Sudan manakala negara-negara utara Afrika dikuasai oleh Perancis.

Kerajaan Islam juga diserang dari utara oleh Rusia, menyaksikan Rusia menawan kawasan utara kerajaan Islam.

Perlu diberi perhatian bahawa pada ketika ini, masih belum wujud negara bangsa dan kerajaan Islam disatukan di bawah satu pemerintahan khalifah, manakala setiap kawasan pula ditadbir oleh gabenor masing-masing.

Perpecahan Negara Arab

Pada ketika tempoh inilah, kerajaan Turki Uthmaniyyah mengalami konflik yang semakin hebat. Britain melalui perisiknya yang dikenali sebagai Lawrence of Arabia, menyuburkan semangat nasionalisme di negara-negara Arab.

Pejuang kebangsaan/nasionalisme Arab pula menyerang kerajaan Turki Uthmaniyyah.

Pemerintah Arab ketika itu, Emir Faisal I, berpaling tadah dan memihak kepada Britain.

Sejak itulah kerajaan Arab menjadi tali barut Britain. Pada tahun 1915, Britain mula menduduki kawasan Iraq. Akhirnya pada 1917, Britain menduduki semula kawasan Palestin.

Tentera Britain, diketuai General Allenby, memasuki Palestin pada 9 Disember 1917 lalu memberi ucapan, "Hari ini, Perang Salib sudah berakhir".

Pada 1917, Britain mengisytiharkan Deklarasi Balfour, iaitu perjanjian antara kerajaan Britain dengan ketua persatuan Yahudi Britain ketika itu, yang mana antaranya menjanjikan tanah Palestin kepada Yahudi.

Penempatan Yahudi di Palestin meningkat, dari 50,000 penduduk sebelum itu kepada mencecah setengah juta penduduk, manakala penduduk Islam Palestin ketika itu hampir mencecah 1.4 juta.

Wakil daripada Yahudi ketika Deklarasi tersebut merupakan seorang Yahudi bernama Chaim Weizzmann.

Weizzman juga merupakan seorang saintis, malahan saintis pertama yang menghasilkan bahan kimia acetone, seterusnya acetone digunakan sebagai cordite, iaitu sejenis bahan letupan yang menyumbang besar kepada kejayaan Britain dalam perang tersebut.

Weizzman mendesak Setiausaha Luar Britain ketika itu, Arthur Balfour, supaya diadakan Deklarasi tersebut.

Dek terhutang budi ke atas sumbangan Weizzman, kerajaan Britain bersetuju.

Pada mulanya, Britain menawarkan tanah di Uganda kepada Weizmann, namun Weizmann menolak dan mahukan Palestin. Dikatakan, Weizmann bertanya kepada Balfour:

"Encik Balfour, katakanlah saya menawarkan Paris dan London kepada encik, yang mana satukah yang encik mahukan?"

"Tetapi, kami sememangnya sudah memiliki London!"

"Betul itu, tetapi ketika London masih lagi sebuah kawasan paya, kami telahpun memiliki tanah Palestin!"

Akhirnya, British membenarkan kaum Yahudi berhijrah ke tanah Palestin.

Pada tahun 1919, Emir Faisal I ketika itu pula menandatangani perjanjian antara beliau dengan Chaim Weizzmann, menyatakan sokongan sepenuhnya beliau dan kerajaan Arab kepada Deklarasi Balfour.

Pada tahun 1919, berakhirnya Perang Dunia Pertama.

Kerajaan Islam Turki Uthmaniyyah menerima tamparan hebat setelah kehilangan kawasan-kawasannya yang luas, termasuklah Palestin.

British dan Perancis mula menjalankan kolonisasi di tanah-tanah jajahannya. Bertitik tolak daripada situ wujudlah negara bangsa, apabila sempadan-sempadan digariskan memisahkan sempadan agama.

Kejatuhan Turki Uthmaniyyah

Pada tahun 1918, tentera kolonial Britain menduduki pusat pemerintahan Turki Uthmaniyyah, iaitu Istanbul.

Pada tahun 1922, setelah tamat Perang Dunia Pertama, sebuah Persidangan Lausanne diadakan, yang antaranya mempunyai beberapa tuntutan seperti sistem khalifah ditamatkan, khalifah mestilah dibuang negeri, harta khalifah dirampas, dan kerajaan turki baru akan ditubuhkan atas dasar sekular.

Ya, persidangan tersebut menjanjikan kemerdekaan ke atas negara Turki.

Seorang ahli Parlimen Turki pernah bertanya kepada Lord Curzon, ketua perunding pihak pakatan ketika itu, "Kenapa hanya Turki dimerdekakan, sedangkan negara-negara Arab yang lain masih di bawah pemerintahan kolonial?"

Lord Curzon menjawab, "Hakikatnya Turki telah dimusnahkan dan tidak akan bangkit lagi, kerana kita telah menghancurkan kekuatannya - Khalifah dan Islam".

Dalangnya utamanya, Mustafa Kamal Attartuk. Dia mengeluarkan ugutan ke atas kabinet Turki ketika itu, lalu merombak parlimen sedia ada yang tidak bersetuju dengan persidangan tersebut.

Parlimen kedua yang ditubuhkan juga tidak bersetuju dengan persidangan tersebut.

Akhirnya, Mustafa Kamal Attartuk mengadakan konspirasi politik lalu merampas tampuk pemerintahan. 3 Mac 1924, kerajaan khalifah secara rasminya ditamatkan.

Pada pagi hari tersebut juga, khalifah terakhir, Khalifah Abdul Mejid II, diusir keluar dan dibuang negeri.

Mustafa Kamal Attartuk mengambil mengambil takhta, dan proses pengsekularan bermula.

Holocaust

Keadaan berterusan, sehinggalah naiknya seorang pemerintah Jerman ketika itu, iaitu Adolf Hitler.

Ketika tercetusnya perang dunia kedua oleh beberapa sebab, Hitler melaksanakan pelan pemusnahan kaum yang dikenali sebagai Action T4.

Pelan ini merencanakan pembunuhan Euthanasia beramai-ramai keatas golongan tertentu, majoritinya Yahudi.

Setelah tamat Perang Dunia Kedua, dianggarkan hampir seramai 6 juta Yahudi di seluruh Eropah mati dibunuh.

Setelah mengalami kerugian yang besar, Britain berundur dari Palestin dan tanah-tanah jajahannya yang lain pada 1948.

Penglibatan Amerika Syarikat

Amerika Syarikat, selaku kuasa besar dunia setelah Perang Dunia Kedua, memainkan peranan penting dalam penubuhan negara Israel.

Pada asalnya, Israel tidaklah wujud sebagai sebuah negara yang hakiki.

Setelah Holocaust yang dilakukan oleh Hitler tamat, jumlah penduduk Yahudi yang ada adalah sedikit, serta mereka hidup dalam kesusahan dan ketakutan.

Pada ketika itulah, Persatuan Yahudi Amerika mengutuskan tuntutan kepada Presiden Amerika Syarikat ketika itu, Harry Truman.

Pada November 1947, tuntutan tersebut dibawa ke persidangan Persatuan Bangsa-bangsa Bersatu (PBB) lalu pemisahan Palestin dideklarasikan.

Pada 16 May 1948, kerajaan sementara Israel ditubuhkan di Palestin, dengan sokongan dari PBB.

Presiden Harry Truman menyokong sepenuhnya penubuhan Israel, maka wujudlah penempatan Israel di tanah Palestin sehingga kini.

Presiden Israel yang pertama ialah Chaim Weizmann.

Palestin Sekarang

Sedari peristiwa Holocaust, ramai Yahudi berhijrah ke Amerika atas dasar terbuka negara tersebut terhadap mereka, serta ramai juga yang pulang ke tanah air di Israel.

Yahudi di Amerika diterima dengan tangan terbuka, bantuan dan pekerjaan diberikan kepada mereka atas dasar belas kasihan akibat Holocaust tersebut.

Dari situlah, Yahudi di Amerika berkembang dan memegang tampuk ekonomi dan pentadbiran Amerika.

Amerika, selaku kuasa besar dunia setelah Perang Dunia Kedua, memberikan sokongan tanpa putus-putus kepada negara Israel, yang didirikan di atas tanah Palestin yang dirampas secara haram.

Sehingga kini, Israel terus-terusan menyerang Palestin dalam usaha meluaskan sempadannya. Palestin pula berjihad, dalam usaha menawan kembali Masjidil Aqsa.

Sejak kerajaan khalifah Islam tumbang, tiada sesiapa lagi yang mahu menyokong Palestin.

Negara-negara Islam yang lain tunduk takut dan akur kepada Amerika.

Sampai bila keadaan ini akan berakhir? Hanya dua; sama ada Palestin akan terus dihapuskan dan Masjidil Aqsa dimusnahkan dalam usaha mereka mencari Temple of Solomon, ataupun tertegaknya kembali kerajaan khalifah Islam yang menyokong perjuangan Palestin.

Di manakah kita? Kita boleh berdiam diri tidak berbuat apa-apa, sekaligus menjadikan kesudahan yang pertama tadi sebagai realiti.

Ataupun, kita boleh berusaha melakukan sedaya upaya menyokong perjuangan Palestin, yang membawa kepada kesudahan yang kedua.

Fikir-fikirkan.